• By: Radio Elfara

Radio Elfara - Banyaknya kedai kopi yang ada di Malang menunjukkan bahwa Malang merupakan tempat yang memiliki beragam produk kopi. Mulai dari kalangan middle up hingga kopi pasar yang ada di perkampungan semuanya ada di kota ini.


Dengan menggunakan konsep toko kopi yang jadul, kopi Sebastian berdiri di kawasan heritage Kayutangan di Kota Malang. Terletak di Jalan Basuki Rahmad gang VIII, kedai ini dibuka di sebuah rumah lawas.


Selain tetap mengenalkan kopi-kopi Indonesia, tujuannya agar kawasan Kayutangan Heritage sesungguhnya yang berada di kampung juga semakin dikenal wisatawan maupun masyarakat, bukan yang hanya di pinggir jalan raya saja,” ungkap Sebastian Didik selaku pengelolanya.


Rumah dua lantai yang dibangun pada tahun 1960 an, memiliki luas sekitar 100 meter persegi tersebut sengaja tidak diubah olehnya.  Didi juga mengungkap bahwa Ia berkerjasa sama dengan temannya yang merupakan pemilik rumah lawas tersebut.


Semuanya masih asli, baik itu rumahnya sendiri, cat tembok maupun perabotnya, bahkan lantai keduanya yang dibuat dari kayukati dan rel kereta api. Saya hanya menyesuaikan untuk konsep kedai kopi saja, bahkan nama pemiliknya saya jadikan nama warungnya, dengan sedikit plesetan agar bergaya Belanda.” ujarnya lagi.


Didirikan bertepatan pada Hari Kebangkitan Nasional, ternyata kedai kopi memiliki maknanya tersendiri. Didi ingin mengenalkan bagian-bagian bersejarah yang ada di Kayutangan kepada masyarakat, salah satunya adalah dam yang menjadi sungai yang membelah kampung tersebut.


“Sungai tersebut ternyata dibuat Belanda untuk supplai air ke perkebunan tebu di daerah Kebon Agung,” bebernya.


Didik juga bekerja sama dengan beberapa komunitas yang ada di Kota Malang dan kedai kopinya dijadikan sebagai pit stop saat para komunitas tersebut berkumpul. Biasanya perkumpulan ini dilakukan pada akhir pekan di hari Sabtu dan Minggu.


Alumnus UB satu ini ingin mengangkat kota Malang hingga ke akar-akarnya, salah satunya adalah bahasa. Ia menerapkan hal ini pada menu di kedai kopinya dengan menggunakan tiga bahasa, yaitu Indonesia, Jawa, dan Walikan. Dengan memesan menggunakan Bahasa Jawa maka harga yang didapat akan lebih murah, tapi lebih murah lagi jika memesannya menggunakan bahasa Malangan.


Tidak perlu khawatir bila tidak bisa menggunakan bahasa walikan, Didi sudah menyediakan sebuah catatan kecil yang berisikan kata-kata walikan yang dapat diucapkan ketika bertransaksi di kasir.


Dengan hadirnya kedai kopi ini, Ia berharap dapat ikut meramaikan Malang sebagai kota wisata, khususnya melalui kawasan Kayutangan Heritage tersebut. Jika ingin mampir, kedai kopi ini buka setiap harinya mulai pukul 07.00 hingga 21.00 WIB. [JY]